top of page

Diskresi#5: MUSIK DARI TIMUR KE BARAT


Prolog oleh Rio Mak Dang (Mahasiswa Pascasarjana ISI Surakarta)

Pada tahun 1869 terusan suez resmi beroperasi, hal ini menyebabkan proses akulturasi budaya barat dan timur. Akulturasi budaya sudah pasti mempengaruhi kesenian tradisi yang menjadi bagian kecil dari sebuah kebudayaan. Ditandai dengan munculnya komedi istambul di surabaya menjadi sebuah titik tolak perubahan teater tradisi yang ada di Indonesia.

Perubahan yang disebabkan oleh akulturasi sudah tentu tidak bisa dihindari, hal ini merujuk kepada masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri. Menolak secara utuh, menerima secara utuh, atau menyaring budaya yang masuk.

Dewasa ini, perspektif terhadap seni mulai terpecah, bisa dinyatakan ada tiga perspektif umum tentang seni, Pra Modern-Modern-Post Modern. Namun sekat antara ketiganya belum bisa kita pastikan. Karena pemahaman setiap seniman sangat beragam terhadap pemetaan ini.

Misalnya pra modern dan modern, musik barat yang berorientasi pada absulute pitch memberikan kebakuan pada bentuk musikal, tapi apakah kebakuan tersebut tidak berangkat dari sebuah fenomena musikal zaman pra modern?

Kebiasaan masyarakat barat untuk menuliskan suatu temuan memberikan dampak besar pada kebiasaan masyarakat timur yang selalu menggunakan budaya oral dalam mewariskan kesenian tradisi. Dampak tersebut seperti hilangnya tangga nada asli dari sebuah etnis. Padahal, jika dianalisa secara detail musik barat yang sangat absolute memiliki sisi etnik, dibuktikan lahirnya modus dalam teori musik barat (walau sudah diabsolute-kan).

Selain pertentangan pendapat antara musik tradisi dan “barat”, saat ini sangat diributkan dengan karya-karya musik yang berlandaskan kata post modern atau kata kontemporer. Hadirnya teori-teori tentang post modern semakin memperumit seniman dalam membuat karya dan kritikus dalam menganalisa sebuah karya.

Karya garapan baru yang berpijak pada pra modern ditambah unsur modern katanya akan menghasilkan karya yang bersifat post modern, tapi apakah hal ini semudah pernyataan 1+1=2? Apakah musik masyarakat timur yang banyak melahirkan tangga nada di musik barat kehilangan keasliannya dimata karya-karya garapan baru? Apakah musik tradisi harus dipaksakan untuk ikut kedalam absolute picth, sedangkan nada-nada yang absolute itu berakar dari musik tradisi berbagai etnik.

--------

Tempat: Pelataran Parkir Jurusan Sendratasik FBS - UNP Waktu: 19.00 s/d 21.00 Acara Gratis, plus kopi/teh bagi yang beruntung kebagian.

reading, listening, silence.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page